Gaji masuk, udah pada tau belum untuk menghabiskannya? Tinggal pilih, aplikasi belanja online favorit udah langsung check out-in barang-barang favorit. Ga sadar-sadar tiba-tiba gaji udah abis karena asik klik dan akses Online Shopping yang sangat mudah diakses. Emang kalau berurusan dengan Online Shopping dan pengelolaan gaji udah harus belajar kontrol diri. Jangan sampai tanggal 10 udah ga makan nasi lagi.
Adiksi belanja online emang udah jadi hal lumrah, Alerizer. Dulu kalau belanja, ga cuman nyiapin uang aja tapi stamina apalagi kalau harus keliling Mall atau pusat perbelanjaan lainnya. Sekarang kontrol udah dalam genggaman, hingga kadang frekuensi belanjanya kebablasan. Anak muda Medan ngebuktiin frekuensi belanja yang sangat sering hingga 26,6% sering dan 53,3% cukup sering. Artinya hampir tiap bulan transaksi belanja lewat E-Commerence dilakuin sama anak muda Medan.
Efesiensi adalah kunci, dengan satu kali klik udah bisa cari barang yang tersedia dari seluruh dunia. Ga perlu keluar kamar untuk dapat barang idaman kalian. Sidiq mahasiswa berusia 23 tahun, dengan alasan mager untuk keluar rumah Sidiq sangat mengandalkan belanja online sebagai solusi. Produk-produk fashion seperti Pakaian hingga jam jadi barang yang sangat sering dibeli Siddiq. Siddiq dan anak-anak muda Medan menganggap efesiensi Online Shopping sangat membantu sebanyak 13,3% dan 70% menganggap E-Comerence cukup membantu. Apalagi kini banyak merk mulai dari fashion, furnitur, musik dan lainnya udah mulai ‘memajang’ produk mereka lewat aplikasin e-commerence.
Dengan kemudahan hingga efesiensi, buat belanja online jadi pengalaman yang bisa dirasakan semua umur. Dari muda hingga tua, berbondong-bondong menikmati dan memuaskan hasrat untuk memiliki barang idaman. Bahkan anak-anak muda Medan, sudah menggunakan aplikasi online shopping sejak SMP. 46,6% anak Muda medan sudah ‘terpapar virus’ online shopping sejak sekolah di menengah pertama.
Dari segi penjual, perubahan signifikan ini jelas membuat penjual harus bergerak dinamis. Ga cuman soal produk yang bagus, tapi terkadang foto produk hingga promo-promo fantasis jadi faktor barang laku atau tidak. Kualitas produk sesuai foto dan video menjadi sangat penting. Hal ini diamini Elsa dan 86,67% anak muda Medan menganggap faktor ini penting banget untuk menentukan barang yang akan dibeli. Elsa mahasiswa berusia 23 tahun juga, menganggap kualitas foto dengan warna cerah dan terang membuatnya terkadang membeli banyak pakaian. Apalagi kualitas ini berkaitan dengan review yang jadi faktor kedua Elsa menentukan barang, dimana dia dan 73.33% anak muda Medan menjadikan patokan ulasan dari para pembeli untuk membeli suatu barang.
Dengan isu-isu naiknya PPN tahun ini, memang bakal membuat nafsu untuk belanja bakal berkurang. Apalagi beberapa waktu lalu, salah satu aplikasi online shopping Bukalapak, resmi memberhentikan penjualan barang fisik mereka. Tapi, masih banyak menuju Roma. Aplikasi berjibun, belanja lewat sosmed hingga Paylater jadi ‘racun’ yang siap menyuntik dikala gabut. Online shopping bisa jadi jawaban keterbatasan waktu tapi harus dibatas yang emang masuk akal, jangan seperti judul lagu Efek Rumah Kaca “Belanja Terus Sampai Mati.”
2025 Harga Naik, Tapi Tetep Belanja Online?
