Di tengah euforia pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 Timnas Indonesia, PSSI beberapa hari sebelumnya mengumumkan telah melakukan PHK terhadap puluhan karyawannya. Sebayan 43 pekerja dari divisi media dan teknik menjadi korban PHK PSSI. Dua divisi ini menjadi divisi yang bekerja secara langsung dalam kegiatan timnas di berbagai pertandingan.
Ketua PSSI Erick Thohir menjelaskan bahwa PHK ini menjadi langkah “Bersih-Bersih” di dalam tubuh induk persebakbolaan Indonesia ini. Sejak masa pencalonan juga Erick yang juga seorang Menteri BUMN, sering menggaungkan akan ada tranformasi serta “bersih-bersih” dalam kepimpinannya di PSSI. Tahun lalu saja, Erick bahkan menunjuk Ernst & Young, sebuah firma audit ternama dunia untuk melakukan audit keuangan di tubuh PSSI.
Seraya dengan Erick, Exco PSSI Arya Sinulingga juga menekankan transformasi. Transformasi ini tidak hanya di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan. Divisi terkait yang mengalami PHK juga selama ini dikabarkan memakai aset-aset PSSI untuk kepentingan pribadi. Penyalahgunaan aset ini juga membuat PSSI mengalami kerugian finansial yang seharusnya dapat membantu roda pergerakan PSSI bisa bergerak lebih maksimal
Untuk Sepakbola Indonesia
Transformasi di tubuh PSSI tidak hanya menekankan pada hasil di lapangan tapi juga di luar lapangan serta organisasi. Langkah “bersih-bersih” jelas menjadi tanya tanya serta membuka harapan pembaruan. Asal posisi kosong di dalam nanti di isi orang berkompeten bukan malah diisi oleh kenalan-kenalan para pemangku jabatan. Setelah ini mungkin sudah saatnya fokus untuk tranformasi hal-hal dasar. Pengelolaan liga dari yang paling bawah hingga atas, pengembangan bakat muda lewat liga yang sustain, serta sepakbola wanita yang mati suri. Kan, semua sepakbola Indonesia bukan hanya soal Timnas saja.