Menyambut akhir musim 2024/2025, beberapa klub Eropa sudah mengumumkan Tur Sepakbola mereka di beberapa negara. Asia tentunya tetap menjadi primadona bagi banyak klub. Apalagi dua negara ASEAN, Singapura dan Malaysia. MU akan melaksanakan laga melawan ASEAN All Star di Kuala Lumpur, sedangkan Singapura akan melaksanakan mini turnamen bertajuk Singapore Festival of Football, yang mempertemukan klub seperti Ac Milan, Newcastle United, dan Arsenal. Tentunya yang menjadi pertanyaan besar, mengapa tetangga kedua negara ini yaitu Indonesia masih tidak menjadi destinasi yang ‘seksi’ bagi klub-klub Eropa?
Indonesia terakhir kali dikunjungi oleh klub Eropa yaitu AS Roma pada tahun 2015, alias 10 tahun silam. Dalam kurun waktu itu, baik Singapura, Malaysia dan Thailand terus menerus menjadi destinasi banyak klub. Bahkan Singapura dalam beberapa tahun ke belakang sukses mengadakan beberapa turnamen sepakbola pramusim yang diikuti beberapa klub asal Eropa dan Asia seperti Liverpool, Inter Milan, Tottenham Hotspur dan Juventus. Klub-klub ini akan menjalani pertandingan yang pastinya mengundang animo yang sangat besar bagi para fans.
Salah faktor yang membuat banyak klub Eropa untuk mengunjungi negara tersebut adalah kebijakan pemerintah yang memudahkan baik bagi Event Organizer dan klub tersebut. Serta faktor lain seperti keamanan hingga daya beli fans yang cukup tinggi, membuat klub-klub tersebut dipastikan mendapatkan profit tinggi ketika bertanding ke negara yang jaraknya hampir ribuan kilometer dari rumah mereka sendiri. Selain itu fasilitas stadion yang sudah modern hingga lalu lintas yang lebih baik, membuat Singapura secara whole package lebih menjual bagi tim-tim Eropa
Singapura secara geografis juga sangat strategis, membuat jarak yang ditempuh oleh fans-fans fanatik klub dari negara di Asia tenggara bahkan Indonesia tidak terlalu jauh. Ekosistem yang baik ini juga pastinya meningkatkan pendapatan negara lewat jumlah wisatawan yang meningkat secara drastis saat tim-tim Eropa ini melakukan pertandingan di Singapura.
Faktor-faktor tersebut tentunya tidak menjadikan Indonesia sebagai daya tarik bagi klub-klub Eropa. Walau tiap tahunnya, Event Organizer melakukan bidding untuk mengundang banyak klub, akhirnya Indonesia tidak menjadi pilihan utama. Apalagi jika menilik besarnya fanbase tetapi tidak sebanding dengan daya beli yang cenderung lebih kecil dengan negara jiran yaitu Malaysia dan Indonesia. Peran pemerintah memang sangat diperlukan dengan menggodok regulasi yang lebih aksesibel, apalagi pariwisata olahraga tentu menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia. Tapi pemerintah sepertinya masih fokus ke pengerukan alam doang nih ya Alerizer.