Pasca ditinggal Arsene Wenger, legacy Arsenal sirna bak ditelan bumi. Menjadi penantang liga di medio millenium, hingga berubah menjadi badut liga pelengkap kuota Eropa. Kegagalan meremajakan skuad, hilangnya gairah di stadion baru hingga munculnya penguasa London baru dari sisi biru, membuat Gooners seperti kehilangan gairah sebagai klub raksasa di tanah Britania Raya.
Unai Emery yang mengambil tonggak estafet, datang dengan catatan brilian bersama Sevilla. Sayangnya, Arsenal bukanlah tim percobaan dan Unai Emery gagal total merebut hati para pendukung setia. Bak kehilangan arah, Arsenal butuh passion baru dan penunjukan Mikel Arteta memberikan secercah harapan. Datang sebagai legenda klub dan jadi tangan kanan kesuksesan centurion Manchester City bersama Pep Guardiola, harapannya ia tak jadi sekedar Frank Lampard dan Steven Gerrard yang jadi bulan bulanan di Premier League
JALAN TERJAL MENUJU STABILITAS

Kedatangan Mikel Arteta tak serta merta melakukan keajaiban. Mewarisi skuad yang kualitasnya dibawah standard klub besar, Arsenal seakan kesulitan untuk bersaing di papan atas. Namun nasib baik, di musim perdananya Arteta sukses rengkuh Piala FA. Prestasi yang cukup baik mengingat kualitas skuad yang penuh tanda tanya. Namun sejak itu tak ada gelar mentereng yang dia dapatkan. Bongkar pasang skuad, menendang para deadwood, hingga berani ‘mengusir’ sang juru gedor gawang andalan yaitu Aubameyang, jadi pilihan ekstrem yang diambil Arteta. Demi satu tujuan, membawa marwah juara ke Emirates Stadium.
Hasilnya, perlahan demi perlahan Arsenal sukses kembali jadi tim yang disegani. Mereka kini masuk prediksi calon juara liga berdasarkan prediksi pundit-pundit di tiap awal musim. Walau dalam dua musim ini sepertinya bakal kembali tragis, dikangkangi Manchester City musim lalu dan takluk di musim perdana Arne Slot bersama Liverpool. Mikel Arteta sukses menaikkan kualitas permain dan membuat skuad mereka jadi tim yang disegani di lapangan. Namun tak dipungkiri, DNA juara masih jadi kepingan puzzle yang harus dicari bersama-sama.
Liga Champions musim ini seakan jadi panggung tersendiri. Arsenal yang di awal musim begitu bergairah merengkuh juara Liga, melakukan belokan ekstrim jelang musim berakhir. Satu tujuan baru, Si Kuping Besar Eropa. Bahkan Real Madrid pemilik de facto Liga Champions harus tertunduk malu di depan tajamnya peluru meriam london utara. Hal yang seakan sulit mereka lakukan saat menghadapi tim-tim medioker Liga macam Brentford hingga Brighton Hove & Albion.
Tersisa dua laga lagi demi satu tiket menuju Allianz Arena. Arsenal bakal mati-matian demi meraih gelar juara. Musim ini bakal jadi penebusan dosa bagi Mikel Arteta atas kegagalan jadi penguasa Liga dua musim terakhir. PSG menanti dengan keyakinan yang sama. Dua tim raksasa tanpa gelar juara di Eropa. Apakah Emirates Stadium akan berpesta di akhir musim?